Islam Come's With Peace

We Are Moeslem Comunity

My Masterpiece

Peningkatan Iman & Taqwa
Indahnya Dzikir, Tahlil, Tasbih & Do’a
Berdasarkan Hadist-hadist Rasulullah saw

Kata Penghantar

Daftar Isi

BAB I ASMAUL HUSNA

v Penetapan Nama-nama Allah dalam Al-Qur’an

v Anjuran berzikir dengan menggunakan asma’ul husna dan surga bagi yang menghapalnya

BAB II FADILAH DZIKIR

v Anjuran mendawankan dzikir kepada Allah

v Anjuran Berkumpul di Majlis Dzikir

v Allah selalu bersama orang yang berdzikir

v Perbedaan orang yang berzikir dan yang tidak

v Makruhnya seseorang yang berdiri dari majlis dzikir dan tidak berdzikir kepada Allah

v Kafaratul majlis

BAB III KEUTAMAAN TAHLIL

v لَا إِلَهَ إِلَّا الله sebagai kalimat taqwa dan da’watul hak

v Lafaz dan bilangan yang disunahkan dalam mebacanya

BAB IV TASBIH

v Kalimat yang di cintai Allah dan Rasul-nya

v Ganjaran orang yang membaca Subhanallah wa bihamdih

v Anjuran bertasbih ketika pagi dan petang

BAB V MANFAAT DOA-DOA

v Doa adalah ibadah dan intinya ibadah

v Do’a yang sering dilantunkan Rasulullah saw

v Mulianya doa

v Do’a perlindungan dari bahaya serta buruknya taqdir.

v Tergesa-gesa dalam berdoa

v Do’a Ketika pagi dan petang

v Anjuran memulai shalat dengan memuji Allah dan shalawat kepada Nabi saw

v Doa ketika akan tidur

v Do’a tidak menghadap kiblat

v Do’a menghadap kiblat

v Waktu yang Dianjurkan untuk berdoa

v Mengangkat kedua tangan ketika berdoa

BABV

Penutup

Daftar Pustaka

Indeks

Biografi Penulis

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Dzat yang maha adil dan bijaksana yang mengatur seluruh alam dan keagungan hukum-Nya dengan kemurnian serta kesucian Al Qur’anul Karim yang terjaga sepanjang zaman.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada reformis agung dalam catatan sejarah peradaban umat Islam dan sebagai rahmat seluruh alam baginda Rasulullah Muhammad saw, kepada keluarganya serta para sahabatnya yang secara istiqomah mengamalkan sunnahnya yang teratur dalam Al Hadits.

Sebagaimana kita maklumi bersama, tujuan hidup setiap manusia (pribadi) muslim mengharapkan tercapainya kebahagiaan dunia dan akhirat. Agama islam sebagai satu-satunya agama yang diridhoi Allah SWT telah memberikan solusi untuk itu.

Dzikir merupakan salah satu media untuk mengingat Allah swt, sudah banyak sekarang majlis-majlis dzikir seperti majlis dzikir ustdz Arifin Ilham dan yang lainnya. Karena dengan berdzikir kepada Allahlah yang akan menentramkan hati dan sebagai suatu realisasi rasa syukur kepada-Nya atas ni’mat yang telah Ia berikan.

Untuk masalah Tahlil dikalangan masyarakat sudah menjadi hal yang biasa kalau ada yang meninggal pasti melakukan tahlilan atau membaca doa yang dianjurkan yang dikirimkan khsusus untuk orang telah meninggal tapi disisi lain ada kalangan masyarakat yang berpendapat bahwa tahlil itu hanya sekedar tradisi dan tidak sampainya bacaan yang dikirimkan untuk orang telah meninggal.

Do’a merupakan media vertical berisi atau mengandung permohonan dan penghambaan kepada Allah swt. Dalam sebuah Hadist, Nabi saw bersabda :

الدُّعَاءُ هُوَ اْلعِبَادَةُ

“Do’a adalah ibadah”

Hadist ini diriwayatkan oleh Al-Nu’man bin Basyir.[1] Adapula hadist yang sedikit berbeda dari segi lafaznya atau dengan kata lain senada dengan ini diatas

الدُّعَاءُ مَخُّ اْلعِبَادَةِ

“Do’a merupakan otak/inti ibadah”

Adapun hadist ini iman al-Tirmizi menyendiri dalam meriwayatkan hadist ini.[2]

Terlepas ini semua, doa memiliki arti penting yaitu sebagai nilai ibadah kepada Allah swt, karenanya, banyak dari kalangan ulama, ustadz dsb yang memimpin do’a. memang do’a merupakan sebuah sarana vertical kepada Allah dan sebagai senjatanya kaum muslimin, dengan do’alah manusia dapat berbicara, meminta dan menyerahkan segala urusannya kepada sang Maha kuasa.

Asal ibadah terambil dari kata ‘abida ya’budu ibadah, bermakna penghambaan yakni penghambaan atau permohonan kepada sang Maha kuasa. Dan ibadah juga harus berlandaskan kepada dalil-dalil atau hujjah yang benar dari sumber al-Qur’an, hadist, ijma, ataupun qiyas jika suatu ibadah tidak berlandaskan kepada dalil-dalil tersebut, maka nilai suatu ibdah tersebut ternilai bid’ah. Seperti dalam Qa’idah Fiqhiyyah.

الأَصْلُ فِي اْلعِبَادَةِ حَرَامٌ، وَاْلأَصْلُ فِي اْلمُعَامَلَةِ مُبَاحٌ

“Dasar hukum dalam beribadah itu haram, sedangkan dasar hukum dalam urusan mu’amalah adalah boleh yang membolehkannya.

Dari pengertian qaidah diatas bahwa, suatu ibadah itu dilarang kecuali ada dalil dan hujjah yang jelas dan benar yang bersumber dari al-Qur’an, hadist, ijma, ataupun qiyas.

Buku ini mencoba menjawab pernyataan-pernyataan serta anggapan-anggapan masyarakat yang mengatakan bahwa tahlil atau do’-do’a yang dikirimkan untuk orang yang meninggal tidak sampai, bahkan sampai ada yang mengatakan bahwa hal ini hanyalah sekedar tradisi yang berkembang dikalangan masyarakat saja.

Terakhir, hanya inilah yang dapat penulis utarakan dalam buku kecil ini yang memuat kumpulan tahlil, tasbih & do’a-do’a yang diajarkan oleh nabi Muhammad saw. mudah-mudahan Allah meridhoi serta bermanfaat bagi para pembaca. Tentunya, buku ini masih banyak kekurangan disana-sini, karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun penulis sangat harapkan untuk dapat penulis perbaiki dalam edisi selanjutnya, Insya Allah.

Zikir itu sendiri merupakan salah satu manifestasi peribadatan dan ketaatan manusia kepada Tuhannya, disamping bentuk-bentuk ibadah lainnya yang jumlahnya tidak terbilang. Akan tetapi, zikir diperintahkan Allah untuk dikerjakan setiap saat dan setiap waktu, sebagaimana firman Allah dalam surat al-ahzab : 41

“Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu kepada Allah dengan sebanyak-banyaknya.

Menyadari kedudukan zikir yang demikian sangat pentingnya dalam syariat islam, maka sudah seharusnya setiap pribadi muslim berupa secara terus-menerus untuk meningkatkan pemahamannya, sehingga pada akhirnya dapat mengambil butir-butir mutiara hikmah yang terkandung dari ibadah zikir yang dikerjakannya. Maka untuk mengetahuinya tidak ada jalan lain kecuali menurut petunjuk Allah SWT yang menciptakan roh ini. Salah satu bentuk menurut dan memahami petunjuk Allah swt, adalah zikir. maka dapat kita katakan kalau jasmani butuh makanan, rohaniah butuh makan.

Berdasarkan premis diatas, salah satu makanan rohani adalah zikir. Persoalannya semakin jelas, bahwa zikir di samping perwujudan alamiah ibadah manusia dalam melaksanakan perintah Allah, tetapi juga zikir merupakan kebutuhan pokok yang pokok yang paling asasi bagi manusia untuk mewujudkan keseimbangan hidupnya. Orang yang mau berfikir

Dengan sehat tidak mungkin akan lupa kepada Allah.

BAB I

ASMAUL HUSNA

Penetapan Nama-nama Allah dalam Al-Qur’an

Sebagaimana kita ketahui dalam Al-Qur’an banyak ayat-ayat yang mengemukakan bahwa Allah mempunyai nama-nama yang terangkum dalam Asmaul Husna dan dengan nama-nama ini kita bisa menggunakan untuk berdzikir kepada-Nya, sebagaimana firman Allah :

قَالَ اللهُ تَعَالىَ : { وَللهِ اْلأَسْمَآءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا}[3]

Hanya Milik Allah al-Asma’ul Husna, maka bermohonlah kepadanya dengan menyebut al-Asma’ul Husna.

قَالَ اللهُ تَعَالىَ : { قُلِ ادْعُوا اللهَ أَوِادْعُوا الرَّحْمَنَ أ‍يًّامَّاتَدْعُوا فَلَهُ اْلأَسْمَآءُ الْحُسْنَى}[4]

Katakanlah, serulah Allah atau serulah ar-Rahman dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al-Asma’ul Husna (Nama-nama yang baik).

قَالَ اللهُ تَعَالىَ :{ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللهِ عَلَيْه}[5]

Dan sebutlah nama Allah atas binatang buas itu (waktu melepaskannya).

Anjuran berzikir dengan menggunakan asma’ul husna dan surga bagi yang menghapalnya

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ y :{ إِنَّ لِلّهِ تِسْعَةُ وَتِسْعُوْنَ إِسْمًا مِائَةُ إِلاَّ وَاحِدا، من أحصاها دَخَلَ اْلجَنَّةَ} . وَفِي رِوَايَةٍ : {وَهْوَ وِتْرٌ يُحِبُّ اْلوِتْرَ}. {البيهقي}

Dari Abu Hurairah ra, berkata : Rasulullah saw bersabda : (Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama yaitu seratus kurang satu, barang siapa yang menghapalnya masuk surga) (Dia ganjil menyukai yang ganjil). [6]

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ y :{ إِنَّ لِلّهِ تعالى تِسْعَةً وَ تِِسْعِيْنَ إِسْمًا مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ اْلجَنَّةَ، هُوَ اللهُ الَّذِي لاَ إِلَه َإِلاَّ هُوَ، الرَّحْمنُ، الرَّحِيْمُ، اّلملَِْكُ، القُدُّوسُ، السَّلاَمُ، الُمؤْمُِن، المُهَيْمِنُ، العَزِيْزُ، الجَبَّارُ، المُتَكَبِّرُ، الخَالِقُ، البَارِئُ، المُصَوِّرُ، الغَفَّارُ، القَهَّارُ، الوَهَّابُ، الرَّزَاقُ، الفَتَّاحُ، العَلِيْمُ، القَابِضُ، البَاسِطُ، الخَافِضُ، الرَافِعُ، المُعِزُّ، المُذِلُّ، السَمِيْعُ، البَصِيْرُ، الحَكِيْمُ، العَدْلُ، اللَطِيْفُ، الخَبِيْرُ، الحَلِيْمُ، العَظِيْمُ، الغَفُوْرُ، الشَكُوْرُ، العَلِيُّ، الكَبِيْرُ، الحَفِيْظُ، الُمقِيْتُ، الحَسِيْبُ، الجَلِيْلُ، الكَرِيْمُ، الرَّقِيْبُ، المُجِيْبُ، الوَاسِعُ، الحَكِيْمُ، الوَدُوْدُ، المَجِيْدُ، البَاعِثُ، الشَهِيْدُ، الحَقُّ، الوَكِيْلُ، القَوِيُّ، المَتِيْنُ، الوَلِيُّ، الحَمِيْدُ، المُحْصِيُّ، المُبْدِئُ، المُعِيْدُ، المُحْيِ، المُمِيْتُ، الحَيُّ، القَيُّوْمُ، الوَاجِدُ، المَاجِدُ، الوَاحِدُ، الأَحَدُ، الصَّمَدُ، القَادِرُ، المُقْتَدِرُ، المَقَدِّمُ، المُؤَخِّرُ، الأَوَّلُ، الأَخِرُ، الظَّاهِرُ، البَاطِنُ، الوَلِيُّ، المُتَعَالِيُّ، البَرُّ، التَوَّابُ، المَنْتَقِمُ، العَفُوُّ، الرَؤُوْفُ، مَالِكُ الْمُلْكِ، ذُوْ الجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ، المُقْسِطُ، الجَامِعُ، الغَنِيُّ، المُغْنِيُّ، المَانِعُ، الضآرُّ، النَافِعُ، النُوْرُ، الهَادِيُّ، البَدِيْعُ، البَاقِيّ، الوَارِثُ، الرَشِيْدُ، الصَّبُوْرُ}

الترمذي و البيهقي[7]

Dari Abu Hurairah ra, berkata : Rasulullah saw bersabda : (Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama, barang siapa yang menghapalnya masuk surga), Dialah Allah tiada Tuhan selain Dia, Ar-Rahman (Yang pengasih), Ar-Rahim (Yang penyayang), Al-Malik (Maha memerintah/merajai), Al-Qudus (Yang Suci), As-Salam (Yang sejahtera dari kekurangan), Al-Mu’min (Yang memberi keamanan), Al-Muhaimin (Yang menjaga), Al-Aziz (Yang gagah), Al-Jabbar (Yang perkasa), Al-Mutakabbir (Yang mengatasi segala kebesaran), Al-Khaliq (Yang Menjadikan), Al-Baariu (Yang mengadakan), Al-Musawwir (Yang memberi bentuk), Al-Ghaffar (Yang pengampun), Al-Qahhaar (Yang kuasa memaksa), Al-Wahhaab (Yang banyak memberi), Ar-Razzaaq (Yang memberi rizki), Al-Fattaah (Yang memutuskan hukum), Al-Aliim (Yang mengetahui), Al-Qaabidl (Yang menyempitkan), Al-Basith (Yang melapangkan), Al-Khafidl (Yang merendahkan), Ar-Raafi’ (Yang meninggikan), Al-Mu’iz (Yang menjadikan mulia), Al-Mudzill (Yang menjadikan hina), As-Samii (Yang Mendengar), Al-Bashiir (Yang melihat), Al-Hakam (Yang melaksanakan hukum), Al-‘Ad-lu (Yang adil), Al-Latiif (Yang lemah lembut), Al-Khabiir (Yang Waspada), Al-Haliim (Yang penyantun), Al-‘Adhiim (Yang agung), Al-Ghafuur (Yang pengampun), As-Syakhuur (Yang berterima kasih), Al-‘Ali (Yang tinggi), Al-Kabiir (Yang besar), Al-Hafiidh (Yang memelihara), Al-Muqiit (Yang mengawal), Al-Hasiib (Yang menghitung-hitung), Al-Jaliil ( Yang mempunyai kebesaran), Al-Karim (Yang pemurah), Ar-Raqiib (Yang menjaga/mengawasi), Al-Mujiib (Yang mengabulkan segala permintaan), Al-Waasi (Yang luas kurnianya), Al-Hakiim (Yang bijaksana), Al-Waduut (Yang penyayang), Al-Majiid (Yang Mulia), Al-Baa’its (Yang membangkitkan), Asy-Syahiid (Yang menjadi saksi), Al-Haq (Yang benar), Al-Wakil (Yang mengurus), Al-Qawiy (Yang kuat), Al-Matiin (Yang kuat/ulet), Al-Waliy (Yang memimpin), Al-Hamiid (Yang patut dipuji), Al-Muhshiy (Yang menghinggakan hitungan), Al-Mubdiu (Yang memulai), Al-Mu’iid ( Yang mengulangkan), Al-Muhyi (Yang menghidupkan), Al-Mumiit (Yang mematikan), Al-Hayyu (Yang hidup), Al-Qayyum (Yang berdiri pribadi), Al-Wajiid (Yang menemukan), Al-Maajid (Yang mempunyai kemuliaan), Al-Waahid (Yang satu), Al-Ahad (Yang tunggal), Ash-Shamad (Tempat meminta), Al-Qaadir (Yang kuasa), Al-Muqtadir (Yang menguasai), Al-Muqaddim (Yang mendahului), Al-Muakhkhir (Yang mengakhirkan), Al-Awwal (Yang awal), Al-Aakhir (Yang akhir), Adh-Dhaahir (Yang dhahir/yang jelas kekuasaannya), Al-Baathin (Yang batin/ tak tampak dzatnya oleh mata), Al-Waalii (Yang memimpin), Al-Muta’aalii (Yang mengatasi segala ketinggian), Al-Barru (Yang berbuat baik), At-Tawwaab (Yang menerima taubat), Al-Muntaqim (Yang menuntut bela), Al-‘Afuwwu (Yang pengampun), Ar-Rauuf (Yang penuh rasa pemaaf), Maalikul-Mulk (Yang memiliki segala kerajaan), Dzul-l-Jalaali wa-l-ikraam (Yang mempunyai kebesaran dan kemurahan), Al-Muqsith (Yang adil), Al-Jaami’ (Yang mengumpulkan), Al-Ghaniy (Yang kaya), Al-Mughnii (Yang menjadikan kaya), Al-Maani’ (Yang mempertahankan), Adl-Dlaarr (Yang memberi kemelaratan), An-Naafi’ (Yang memberi manfaat), An-Nuur (Yang memberi cahaya), Al-Haadi (Yang memberi cahaya), Al-Badi’u (Yang menjadikan sesuatu yang baru), Al-Waarits ( Yang mewarisi), Al-Baaqii (Yang kekal), Ar-Rasyiid (Yang sadar tidak khilaf), Ash-Shabuur (Yang penuh kesabaran).[8]

BAB II

FADILAH DZIKIR

Anjuran mendawankan dzikir kepada Allah

Sebagaimana firman Allah :

قال الله تعالى : {يا أيها الذين آمنوا اذكروا الله ذكرا كثيرا وسبحوه بكرة وأصيلا} (الأحزاب : 44)

قال الله تعالى : {فاذكروني أذكركم} (البقرة : 152)

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : {كَانَ رَسُوْلُ اللهِ y يَسِيْرُ فِي طَرِيْقِ مَكَّةَ فَمَرَّ عَلىَ جَبَلٍ يُقَالُ لَهُ جُمْدَانِ، فَقَالَ : سِيْرُوا، هَذَا جُمْدَان، سَبَقَ المفَرِّدُون، قَالُوا : وَمَا المفَرِّدُونَ يَارَسُوْلَ اللهِ ؟ قَالَ : الذَّاكِرُوْنَ اللهَ كَثِيْرًا وَالذَّاكِرَاتُ}

Dari Abu Hurairah ra, berkata :” Bahwa Rasulullah saw berjalan dimakkah beliau melewati gunung dikatakan kepada jumdan bersabda : berjalanlah, ini jumdan, berlombalah orang-orang yang menyendiri, Mereka bertanya : “ Siapakah orang-orang yang menyendiri itu wahai Rasulullah ? Beliau saw, bersabda :”Yaitu laki-laki dan perempuan yang banyak berdzikir kepada Allah swt.[9]

أَبِيْ هُرَيْرَةَ وَأَبِي سَعِيْد الخُدْرِي أَنهَُّمَا شَهِدَا عَلَى رَسُوْلُ اللهِ y قَالَ : {مَا مِنْ قَوْمٍ يَذْكُرُوْنَ اللهَ إِلاَّ خَفَّتْ بِهِمْ اْلمَلاَئكِةَِ وَغَشَيَتـهُمُ اْلرَحْمَةُ وَنَزَلَتْ عَلَيِهِمُ السَّكِيْنَةُ وَذَكَرَهُمُ الله فِيْمَنْ عِنْده}

Dari Abu Hurairah dan Abi Sa’id al-Khudri bahwasanya keduanya menyaksikan Rasulullah saw bersabda : “………………[10]

Anjuran Berkumpul di Majlis Dzikir

عَنْ أَبِي هُرَيرَْةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ y : إِنَّ لِلهِ تَعَالَى مَلَائِكَةً يَطُوْفُوْنَ فِي اْلطُرُقِ يَلْتَمِسُوْنَ أَهْلَ الذِّكْرِ، فَإِذَا وجدوا قوما يذكرون الله عز وجل تنادوا هلموا الى حاجتكم فيحفونهم بأجنحتهم الى السماء الدنيا فيسألهم ربهم، وهو اعلم، مايقول عبادي ؟ قال : يقولون يسبحونك ويكبرونك ويحمدونك و يمجدونك، فيقول : هل رأونى ؟ فيقولون : لا، والله مارأوك، فيقولون : كيف لو رأونى ؟ قال : يقولون لو رأوك كانوا اشد لك عبادة، واشد تمجيدا واكثر لك تسبيحا، فيقول : فما يسألون ؟ قال :يقولون : يسألونك الجنة، قال : يقول : وهل رأوها ؟ قال : يقولون : لا، والله يارب مارأوها، قال :يقول : فكيف لو رأوها ؟ قال : يقولون : لو رأوها كانوا اشد عليها حِرْصًا واشد لها طلبا وأعظم فيها رغبة، قال : فمم يتعوذون ؟ قال : يتعوذون ؟ قال : يتعوذون من النار، قال : فيقول : وهل رأوها ؟قال : يقولون : لا، والله مارأوها، فيقول : فكيف لو رأوها ؟ قال : يقولون : لو رأوها كانوا اشد منها فرارا واشد لها مخافة، قال : فيقول : فأشهدكم أني قد غفرت لهم، يقول : ملك من الملائكة : فيهم فلان ليس منهم، انما جاء لحاجة قال : هم الجلساء لا يشقى جليسهم.

Abu Hurairah ra. Berkata : Rasulullah saw, bersabda, “Sesungguhnya Allah menugaskan malaikat berkeliling di jalan mencari majlis dzikir, maka apabila bertemu dengan kaum yang sedang berdzikir kepada Allah, masing-masing dari mereka memanggil kawan-kawannya. Inilah hajat yang kamu cari. Maka dikerumuni majlis itu dengan sayap mereka hingga ke langit dunia. Kemudian Tuhan bertanya kepada mereka, padahal Tuhan lebih mengetahui, apakah yang dibaca oleh hambaku ? Jawab mereka, mereka bertasbih, bertakbir, memuji dan memuliakan Tuhan. Tuhan bertanya, “Apakah mereka telah melihatKu ? Jawab mereka, “Belum, demi Allah, mereka belum melihat Tuhan. Allah bertanya, “maka bagaimana kalau melihatKu ? Jawab malaikat, “Tentu mereka akan lebih giat beribadah, taat dan lebih banyak bertasbih kepadaMu. Tuhan bertanya, ‘apakah mereka telah melihatnya ? Jawab, malaikat “Demi Allah, merekabelum melihatnya. Tuhan bertanya, bagaimana andaikata mereka dapat melihatnya ? jawab Malaikat, tentu mereka akan lebih menginginkan dan lebih bersemangat ? “Jawab malaikat, andaikata mereka telah melihatnya, pasti akan lebih takut dan lari menjauh daripadanya. Firman Allah, saksikan olehmu, bahwa Aku telah mengampuni mereka semuanya. Seseorang malaikat berkata, ya Tuhan, dimajlis itu. Jawab Allah, merekalah ahli majlis yang tidak akan kecewa siapa yang duduk bersama mereka.[11]

وَعَنْ أَبِي وَاقِدِ اْلحَارِثِ بْنِ عَوْفٍ َرضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ y بَيْنَمَا هُوَ جَالِسٌ فِي اْلمَسْجِدِ وَالنَّاسُ مَعَهُ إِذَا اَقْبَلَ ثَلاَثَةُ نَفَرٍ فَأَقْبَلَ اِثْنَانِ اِلَى رَسُولِ اللهِ y وَذَهَبَ وَاحِدٌ، فَوَقَفَا عَلىَ رَسُوَلِ اللهِ y فَِأَمَّا أَحَدُ هُمَا فَرَآى فُرْجَةً فِي اْلحَلَقَةِ فَجَلَسَ فِيْهَا، وَأَمََّا اْلآخَرُ فَجَلَسَ خَلْفَهُمْ، وَأَمَّا الثَّالِثُ فَأَدْبَرَ ذَاهِبًا، فَلَمَّا فَرَغَ رَسُوْلُ اللهِ y قَالَ : اَلاَ اٌخْبِرُكُمْ عَنِ النَّفَرِ الثَّلاَثَةِ ؟ أَمَّا أَحَدُهُمْ فَآوَى اِلَى اللهِ فَآوَاهُ اللهُ، وَأَمَّا اْلآخَرُ فَاسْتَحْيَا فَاسْتَحْيَا اللهُ مِنْهُ، وَأَمَّااْلآخَرُ فَأَعْرَضَ اللهُ عَنْهُ {متفق عليه}

Abu Waqid (al-Harist) bin ‘Auf ra berkata : Ketika Rasulullah saw duduk di masjid, sedang orang banyak (para sahabat) duduk pula bersama beliau, tiba-tiba datang tiga orang laki-laki. Maka dua orang diantara mereka menghadap Rasulullah saw, sedang yang seorang lagi terus pergi. Kemudian kedua orang itu berhenti dihadapan Rasulullah saw, lalu salah seorang dari keduanya melihat tempat kosong pada majlis itu, kemudian duduk padanya, sedang yang seorang lagi duduk di belakang mereka. Adapun orang yang ketiga, maka ia berpaling dan terus pergi. Ketika Rasulullah saw telah selesai menyampaikan ajarannya, beliau bersabda, “Sukakah aku beritahukan kepadamu tentang ketiga orang itu ? Adapun salah seorang dari mereka, maka ia bermaksud mendekatkan diri kepada Allah, maka Allah pun mendekatinya. Yang seorang lagi merasa malu (untuk berdesak-desakan, maka Allah pun malu (untuk menyiksanya). Sedang orang ketiga berpaling, maka Allah pun berpaling dari padanya (tidak memberikan rahmat-Nya.[12]

Allah selalu bersama orang yang berdzikir

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ y: يَقُوْلُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ أَناَ عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِى وَأَناَمَعَهُ حِيْنَ يَذْكُرُنِِي، وَ إِنْ ذَكَرَنيِ فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي وَ إِنْ ذَكَرَنيِ فِي مَلأٍَ ذَكَرْتهُ ُفِي مَلأَ ِهِمْ خَيْرِ مِنْهُمْ وَاِِنْ تَقَرَّبَ مِنِّي شِبْرًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَاِنْ تَقَرَّبَ ِالَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ مِنْهُ بَاعًا، وَإِنْ أَتَانِي َيمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً.متفق عليه

Dari abu hurairah ra berkata berkata Rasulullah saw : “Allah swt berfirman : Aku berada dalam praduga hamba-Ku tentang diri-Ku. Aku bersamanya ketika dia mengingat-Ku. Maka jika dia mengingatku di jiwanya maka Aku akan mengingatnya di jiwa-Ku. Dan jika dia mengingat-Ku dalam suatu kelompok, maka Aku akan mengingatnya dalam kelompok kebaikan darinya. Dan jika mendekati-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sehasta dan jika mendekati-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa dan jika dia datang kepada-Ku dengan berjalan maka Aku akan datang kepadanya dengan berjalan, maka akan datang kepadanya dengan berjalan, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari.[13]

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله yقال : يَقَُوْلُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِيْ بِى، وَأَنَامَعَه ُحِيْنَ يَذْكُرُنِي، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِيْ وَاِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مََلأٍ خَيْرَ مِنْهُمْ (متفق عليه)

AAbu Hurairah ra berkata : Rasulullah saw bersabda : Allah telah berfirman, “Aku selalu mengikuti sangkaan hambaku kepadaKu, dan Aku selalu menyertainya jika ia bedzikir kepadaKu. Jika ia ingat (dzikir) kepadaku dalam hatinya, Aku ingat padanya dalam diriKu. Dan jika ia ingat kepadaKu dalam majlis orang banyak, niscaya Aku ingat dia dalam kelompok yang lebih baik dari kelompoknya”. (Bukhari Muslim)

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله y: يقول الله تعالى : أَنَا مَعَ عَبْدِي مَاذَكَرَنِي وَتَحَرَّكَتْ بِي شَفَتَاهُ. أخرجه ابن ماجه، وصححه ابن حبان، وذكره البخاري تعليقا.

Dar Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. Bersabda : “Allah berfirman : Aku selalu bersama hamba-Ku selama ia mengingatku dan kedua bibirnya bergerak menyebut-Ku.[14]

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله y: إن الله يقول : أنا مع عبدي إذا ذكرني، وَتَحَرَّكَتْ بِي شَفَتَاهُ} رواه البخاري.[15]

وعن معاذ بن جبل رضي الله عنه قال : قال رسول الله y :مَاعَمِلَ ابْنُ آدَمَ عَمَلَا أَنْجَى لَهُ مِنْ عَذَابِ اللهِ مِنْ ذِكْرِ اللهِ. أخرجه ابن أبي شيبة والطبراني بإسناد حسن.

Dari Muadz Ibnu Jabal r.a. bahwa Rasulullah saw. Bersabda : “Amal yang diperbuat anak Adam tidak ada yang lebih menyelamatkannya dari adzab Allah selain dzikir kepada Allah. [16]

(1569). عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله y : مَا جَلَسَ قَوْمٌ مَجْلَسَا يَذْكُرُوْنَ اللهَ فِيْهِ، إَلَّا خَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ. (أخرجه المسلم)

Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw, bersabda “ suatu kaum tidak duduk

Dalam suatu tempat untuk berdzikir kepada Allah, kecuali mereka dikelilingi oleh para malaikat dan diliputi rahmat, dan Allah menyebut mereka termasuk orang-orang yang ada dekat-Nya”. [17] Riwayat Muslim.

Perbedaan orang yang berzikir dan yang tidak

عَنْ أَبيِ مُوسَى رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ النَّبِي y : مَثَلُ الَّذِيْ يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِيْ لاَ يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ اْلحَيِّ وَاْلمَيْتِ {رواه البخاري}

Dari Abu Musa ra berkata : berkata Rasulullah saw : “Perumpamaan bagi orang yang berdzikir kepada Tuhannya dan orang yang tidak berdzikir kepada Tuhannya adalah bagaikan orang hidup dan orang mati. [18]

Makruhnya seseorang yang berdiri dari majlis dzikir dan tidak berdzikir kepada Allah

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله y : {ما من قوم يقومون من مجلس، لا يذكرون الله فيه، إلا قاموا عن مثل جيفة حمار، وكان لهم حسرة }

Dari abu Hurairah berkata : ..........................................................[19]

عن أبي هريرة ، عن رسول الله y أنه قال : {مَنْ قَعَدَ مَقْعَدًا لمَ ْيَذْكُرِ اللهَ فِيْهِ، كَانَتْ عَلَيْهِ مِنَ الله تِرَةٌ، وَمَنِ اضْطَجَعَ مَضْجَعًا لاَ يَذْكُرُ اللهَ فِيْهِ، كَانَتْ عَلَيْهِ مِنَ اللهِ تِرَةٌ}

dDari Abu Hurairah berkata :Dari Rasulullah bersabda : “Barangsiapa duduk dalam sebuah tempat duduk dimana dia tidak berdzikir kepada Allah swt ditempat itu, maka terdapat suatu kejauhan baginya dari Allah swt ditempat itu” Yakni berupa kekurangan, penyesalan dan konsekuensi.[20]

وعن عبد الله بن عمرو قال : قال رسول الله y : {ما من قوم جلسوا مجلسا لم يذكروا الله فيه إلا رأوه حسرة يوم القيامة} رواه أحمد [21]

Dari Abudullah ibn umar berkata, berdabda Rasulullah saw : ………………

Kafaratul majlis

عن عبد الله بن عمرو بن العاص، أنه قال : كلمات لا يتكلم بهن أحد في مجلسه عند قيامه ثلاث مرات، إلا كفِّر بهن عنه، ولا يقولهن في مجلس خير ومجلس ذكر، إلا ختم له بهن عليه، كما يُختَم بالخاتم على الصحيفة : سبحانك اللهم وبحمدك لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك}

Dari abdullah bin as............................................[22]

عن أبي برزة الأسلمي : قال : قال : كان رسول الله y يقول بِأَخَرَةٍ إذا أراد أن يقوم من المجلس : { سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك، فقال رجل يارسول الله إنك لتقول قولا ما كنتَ تقوله فيما مضى. قال : كفارة لمَِا يكون في المجلس}

Dari abi barzah………………………………[23]

عن أنس قال : قال رسول الله y : كفارة المجلس أن يقول : سبحانك اللهم وبحمدك، أستغفرك وأتوب إليك}

dDari Anas berkata : bersabda Rasulullah saw……………………………………….[24]

BAB III

KEUTAMAAN TAHLIL

لَا إِلَهَ إِلَّا الله sebagai kalimat taqwa dan da’watul hak

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله y قال : مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ اْلُملْكُ، وَلَهُ اْلحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَئٍ قَدِيْرٌ ِفي يَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ كَانَتْ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ وَكُتِبَ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِائَةُ سَيِّئَةٍ وَكَانَتْ لَهُ حِرْزًا مِنَ اْلشَيْطَانِ يَوْمَهُ ذَلِكَ حَتَّى يَمْسِىَ وَلَمْ يَأْتِ أَحَدٌ بِأَفْضَلَ ِممَّا جَاءَ إِلَّا رَجُلٌ عَمِلَ أَكْثَرَ مِنْهُ.{رواه البخاري}[25]

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda, “Barang siapa membaca : LAA ILAAHA ILLAALLAAHU WAHDAHU LAA SYARIKA LAHU, LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA ‘ALA KULLI SYA’IN QADIIR, tiap-tiap hari 100 kali, maka bacaan itu seimbang dengan memerdekakan budak (sahaya) sepuluh orang, dan tertulis baginya seratus hasanat (kebaikan), dan dihapuskan daripadanya seratus dosa, dan menjadi perlindungan bagainya dari gangguan setan sepanjang hari itu hingga sore. Dan tiada seseorang yang lebih utama daripadanya kecuali yang berbuat seperti itu, atau lebih banyak dari itu.

Lafaz dan bilangan yang disunahkan dalam mebacanya

عن عمرو بن ميمون قال : مَنْ قَاَل عَشْرًا كَانَ كَمَنْ أَعْتَقَ رَقَبَةً مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيْلَ. {رواه البخاري}[26]

عن أبي أيوب الأنصاري رضي الله عنه قال : قال رسول الله y : مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ اْلُملْكُ، وَلَهُ اْلحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَئٍ قَدِيْرٌ عَشْرَ مَرَّاتٍ كَانَ كَمَنْ أَعْتَقَ رَقَبَةً مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيْلَ. {متفق عليه}[27]

Dari Abu Ayyub al-Anshory r.a bahwa rasulullah saw bersabda : Barangsiapa membaca : LAA ILAAHA ILLAALLAAHU WAHDAHU LAA SYARIKA LAHU, LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA ‘ALA KULLI SYA’IN QADIIR, (artinya = Tidak ada tuhan selain Allah, yang Maha Esa tiada sekutu bagi-Nya, segala kerajaan dan puji hanya milik-Nya dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu) 10 kali, ia seperti orang yang memerdekakan empat belas orang dari anak Ismail (Bukhari Muslim)

وعن المغيرة بن شعبة رضي الله عنه أن رسول الله y كَانَ إِذَا فَرَغَ مِنَ الصَّلَاةِ وَسَلَّمَ قَالَ : لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ اْلُملْكُ، وَلَهُ اْلحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَئٍ قَدِيْرٌ، اللّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا اَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِىَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلَا يَنْفَعُ ذَا اْلجَدِّ مِنْكَ اْلجَدُّ. (متفق عليه)

Al-Mughirah bin Syu;bah ra berkata : sesungguhnya Nabi saw jika selesai shalat hingga salam beliau membaca : LAA ILAAHA ILLAALLAAHU WAHDAHU LAA SYARIKA LAHU, LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA ‘ALA KULLI SYA’IN QADIIR, ALLAAHUMMA LAA MANI’A LIMAA A’THAITA, WA LAA MU’THYA LIMMA MANA’TA, WA LAA YANFA’U DZAL JADDI MINKAL JADDU. (artinya = Tidak ada tuhan selain Allah, yang Maha Esa tiada sekutu bagi-Nya, segala kerajaan dan puji hanya milik-Nya dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang dapat menolak apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang dapat memberi apa yang engkau tolak, dan tiada berguna kekayaan bagi orang kaya, karena asal kekayaan itu daripada-Mu) (Bukhari Muslim)

Dari Abu Hurairah ....................[28] bukhari no.6403, muslim no. 2691

BAB IV

TASBIH

Kalimat yang di cintai Allah dan Rasul-nya

عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي y قال : كَلِمَتَانِ خَفِيْفَتَانِ عَلَى اللِسَانِ ثَقِيْلَتَانِ فِي اْلِميْزَانِ حَبِيْبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ : سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ. {رواه البخاري}

Dari Abu Hurairah ra dari Rasulullah bersabda : Dua kalimat yang ringan di lidah tetapi berat dalam timbangan, sangat digemari Allah yaitu : SUBHANALLAAHI WABIHAMDIHI, SUBHANALLAAHIL AZHIM [29] (bukhari no. 6406, muslim no. 2694, annasai 836).

وعن عائشة رضي الله عنها قالت : كان النبي النبي y يكثر أن يقول في ركوعه سجوده سبحانك اللهم ربنا وبحمدك، اللهم اغفرلى. متفق عليه [30]

Dari Aisyah ra. Berkata : Adalah Nabi saw sering membaca dalam ruku’ dan sujudnya

SUBHANAKALLAAHUMMA RABBANA WA BIHAMDIKA ALLAAHUMMAGFIRLI (maka Suci Engkau, ya Allah, ya Tuhan kami, dan dengan memujiMu ya Allah, ampunilah kami) (Bukhari Muslim)

Ganjaran orang yang membaca Subhanallah wa bihamdih

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله y قال : مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍِ نحُطَّتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ اْلبَحْرِ {رواه البخاري}

Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah berkata

: ………………………………………………………[31]

مصعب بن سعد عن أبيه : {أَنَّ رسول الله y قَالَ لجُلَُسَائِهِ : أيَعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَكْسِبُ ألفَ حَسَنَةٍ ؟ فَسَأَلهَُ سَائِلٌ مِْن جُلَسَائِهِ كَيْفًَ يَكْسِبُ أَحَدُنَا أَلْفَ حَسَنَةٍ ؟ قَالَ : يُسَبِّحُ أَحَدُكُمْ مِائَةَ تَسْبِيْحَةٍ تُكْتَبُ لَهُ أُلفُ حَسَنَةٍ وَتُحَطُّ عَنْهُ أَلْفُ سَيِّئَةٍ}:

Dari Mus’ab Bin Sa’din dari bapaknya : Bahwa Rasulullah saw berkata kepada teman yang bertasbih…………………………………………………………..[32]

عن أبي هريرة أن رسول الله y قال : {من قال سبحان الله مائة مرة غفرت له ذنوبه وإن كانت مثل زبد البحر }

Dari Abu Huraiarah bahwa Rasulullah saw bersabda : Barang siapa yang membaca : SUBHAANALLAAHI sebanyak seratus kali, maka dihapuskan dosa-dosanya, walau sebanyak buih dilautan. [33] (bukhari bab dahwah no.6305, ibnu majah no.3812, annasai no. 832 amalan sehari semalam,

Anjuran bertasbih ketika pagi dan petang

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله y : مَنْ قَالَ حِيْنَ يَصْبَحُ وَحِيْنَ يَمْسِى سُبْحَانَ الله وِبِحَمْدِهِ مِائَةَ مَرَّةٍ لَمْ َيأْتِ أَحَدُ يوَمْ َاْلقِيَامَةِ بِأَفْضَلَ ِممَّا جَاءَ بِهِ إِلَّا أَحَدٌ قاَلَ مِثْلَ مَاقَالَ أَوْ زَادَ عَلَيْهِ

{رواه مسلم} [34]

BAB V

MANFAAT DOA-DOA

Doa adalah ibadah dan intinya ibadah

عن أنس بن مالك عن النبي y قال {الدعاء مخ العبادة }

Do’a adalah inti/otaknya ibadah[35] (do’if isnad)

عن النعمان بن بشيرعن عن النبي y قال : {الدعاء هو العباد} ثم قرأ : {وقال ربكم ادعوني أستجب لكم إن الذين يستكبرون عن عبادتي سيدخلون جهنم داخرون}

Do’a adalah ibadah”

Hadist ini diriwayatkan oleh Al-Nu’man bin Basyir.[36]

Do’a yang sering dilantunkan Rasulullah saw

وعن أنس رضي الله عنه قال : كان أكثر دعاء النبي y : اللهم آتنا في الدنيا حسنة ة وفي الأخرة حسنة وقنا عذاب النار. متفق عليه

Dari Anas ra berkata : Kebanyakan doa Nabi saw adalah ALLAAHUMMA RABBANA AATINAA FIDDUNYAA HASANATAN WA FIL AAKHIRATI HASANATAN WA QINAA ‘ADZAABAN NAR (Ya Allah, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan periharalah kami dari siksa api nerka (Bukhari Muslim).[37]

وَعَنْ أَبِي بَكْرِ الصِّدِّيْقِ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ أَنهَّ ُقَالَ لِرَسُوْلِ اللهِ صلى الله y : عَلِّمْنِي دُعَاءَ أَدْعُوْبِهِ فِي صَلاَتِهِ، قاَلـَـــــــ : قُلِ اللهُمَّ إِنِِي ظَلَمْتُ نَفْسِيْ ظُلْمًا كَثِيْرًا، وَلاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ فَاغْفِرْلِي مَغْفِرَةً مِنَ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِي إِنَّكَ أَنْتَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. (متفق عليه)[38].

Abu Bakar ash-Shiddiq ra berkata, “Ya Rasulullah ajarkan kepadaku doa untuk kubaca dalam shalat” Nabi saw bekata, bacalah : ALLAHUMMA INNII ZHALAMTU NAFSII ZHULMAN KATSIIRAN WA LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUBA ILLAA ANTA, FAGFIRLI MAGHFIRATAN MIN ‘INDIKA, WARHAMNII INNAKA ANTAL GHAFUURUR RAHIM (Ya Allah sesungguhnya aku telah menganiaya diriku dengan penaganiayaan yang banyak dan tak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Maka ampunilah aku dengan pengampunan dari sisiMu. Dan kasihilah aku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha penyayang).” (Bukhari Muslim)

وَعَنْ أَبِي مُوسَى رضى ي عنه عن النبي y أَنهَّ ُقاَلَ كَانَ يَدْعُوْ بِهَذَا الدُّعَاءِ : اللهُمَّ اغْفِرْلِي خَطِيئَتِي وَجَهْلِي وَاَسْرَافِي ِفي أَمْرِيْ وَمَا أَنْتَ اَعْلَمُ بِهِ مِنِّي، اللهُمَّ اغْفِرْلِي جَدِّي وَهَزْلِي وَخَطَئِ وَعَمْدِي وَكَلَّ ذَلِكَ عِنْدِيْ، اللهُمَّ اغْفِرْلِي مَاقَدَّمْتُ وَمَا اَخَّرْتُ وَمَا اَسْرَرْتُ وَمَا اَعْلَنْتُ وَمَا أَنْتَ اَعْلَمُ بِهِ مِنِّي، أَنْتَ المُقَدِّمُ َوأَنْتَ اْلمُؤَخِّرُ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيءٍ قَدِيْرٌ. متفق عليه[39].

Abu Musa berkata ra berkata : Nabi saw telah berdo’a : ALLAHUMMAGHFIRLII, KHATIIATI, WA JAHLI, WA ISRAAFII FII AMRI WA MAA ANTA A’LAMU BIHI MINNI. ALLAAHUMMAGHFIRLII JIDDI WA HAZLI WA KHATHA’I WA ‘AMDII WA KULLU DZAALIKA ‘INDII ALLAHUMMAGHFIRLII MA QADDAMTU WA MAA AKHKHARTU, WA MAA ASRARTU WA MAA A’LANTU, WA MAA ANTAL A’LAMU BIHI MINNI, ANTAL MUQADDIMU WA ANTAL MUAKHKHIRU, WA ANTA A’LAA KULLI SYAI’IN QADIR. (Ya Allah, ampunilah kesalahanku, kebodohanku dan keberlebihanku dalam urusanku, dan apa saja yang engkau lebih tahu daripadaku, Ya Allah ampunilah aku dari (buah jelek) sungguh-sungguhku dan tidak sungguh-sungguh, kekeliruanku dan kesengajaanku, karena semua itu ada padaku. Ya Allah, ampunilah aku dari (buah jelek) apa yang telah aku kerjakan dan apa yang akan aku kerjakan, dan apa yang aku rahasiakan dan apa yang aku nyatakan dan apa yang Engkau lebih tau daripadaku. Engkaulah yang memajukan dan Engkaulah yang memudahkan, dan Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu) Bukhari Muslim.

وَعَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلِ اللهِ y كَانَ يَقُوْلُ، اللهُمَّ اَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَاِلَيْكَ اَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَاِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْلِي مَاقَدَّمْتُ وَمَا آخَرْتُ، وَمَا اَسْرَرْتُ وَمَا اَعْلَنْتُ، أَنْتَ اْلمُقَدِّمُ، وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ زَادَ بَعْضُ الرُوَاةِ: وَلَا حَوْلاَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِااللهِ.متفق عليه.[40]

Ibnu Abbas ra berkata : Rasulullah saw biasa membaca doa : ALLAHUMMA LAKA ASLAMTU WA BIKA AAMANTU WA ILAIKA ANABTU WA BIKA KHAASHAMTU WA ILAIKA HAKAMTU, FAGHFIRLII MAA QADDAMTU WA MAA AKHKHARTU, WA MAA ASRARTU WA MAA A’LANTU, ANTAL, MUQADDIMU WA ANTAL MU’AKHKHIRU LA ILAA BILLAAHI. ( Ya Allah, kepadaMu aku kembali, dengan pertolonganMu aku berjuang dan kepadaMu aku berhukum. Maka ampunilah aku dari (buah yang jelek) apa yang telah aku rahasiakan dan apa yang aku nyatakan. Engkaulah yang memajukan dan Engkaulah yang memundurkan. Tidak ada Tuhan kecuali Engkau. Dan tidak ada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah). (Bukhari Muslim)

وَعَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلِ اللهِ y كَانَ يَقُوْلُ، عِنْدَ اْلكُرْبِ : لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمِ اْلحَلِيْمُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ. متفق عليه[41].

Ibnu Abbas ra berkata : Rasulullah saw apabila menghadapi kesulitan biasa membaca : LAA ILAAHA ILLALLAHUL ‘AZHIMUL HALIM LAA ILAAHA ILLALLAAHU RABBUL ‘ARSYIL ‘AZHIIM LAA ILAAHA ILLALLAAHU RABBUS SAMAWAATI WAL ARDHI WA RABBUL ‘ARSYIL KARIIM (Tiada Tuhan kecuali Allah Yang Maha Agung dan Maha penyantun. Tiada Tuhan kecuali Allah, Tuhan ‘Arsy yang Agung. Tiada Tuhan kecuali Allah, Tuhan langit dan bumi dan Tuhan ‘Arsy yang mulia) (Bukhari Muslim)

Mulianya doa

عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي y قَالَ {لَيْسَ شَيءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللهِ مِنَ الدُعَاءِ}

Atidak ada sesuatu yang lebih mulia atas Allah kecuali Do’a[42] (Ibnu Majah bab 1 keutamaan doa no.3829)

Do’a perlindungan dari bahaya serta buruknya taqdir.

عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي y قال : تعوذوا بالله من جهد البلاء ودرك الشقاء، وسوء القضاء وشماته الأداء. متفق عليه [43]

Abu Hurairah ra. Berkata : Rasulullah saw. Bersabda, “Berlindunglah kamu kepada Allah dari bala menimpanya kesukaran, keburukan takdir, dan cemoohan musuh.

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله :y: {مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَسْتَجِيْبَ الله له عِنْدَ الشَّدَائِدِ وَاْلكُرَبِ فَلْيُكْثِرِ الدُّعَاءَ فِي الرَّخَاءِ

Barang siapa yang Allah baginya ketika………[44] diriwayatkan pula oleh hakim no.(1997) di babb doa dan mensahihkannya dan dikuatkan oleh zahbi di dalam talkhis.

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله :y: {إِنَّهُ مَنْ لَمْ يَسْأَلِ الله يَغْضَبُ عَلَيْهِ}[45]u

Barang siapa yang tidak meminta kepada Allah, maka Allah murka kepadanya(Ibn majjah dibab doa)no.3827 keutamaan doa..

وعن ابن عباس رضي الله عنهما أن رسول الله ي:yكان يقول عند الكرب : لا اله إلا الله العظيم الحليم، لا إله إلا الله رب العرش العظيم، لا إله إلا الله رب السموات و رب الأرض رب العرش الكريم. متفق عليه[46]

Ibnu Abbas ra berkata : Rasulullah saw apabila menghadapi kesulitan biasa membaca : (LAA ILAAHA ILLALLAAHUL ‘AZHIMUL HALIIM, LAA ILAAHA ILLALLAAHU RABBUL ‘ARSYIL ‘AZHIIM, LAA ILAAHA ILLALLAAHU RABBUS SAMAAWAATI WAL ARDIHI WA RABBUL ‘ARSYIL KARIIM (Tiada Tuhan kecuali Allah Yang Maha Agung dan Maha Penyantun, Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan ‘Arsy yang Agung, Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan langit dan bumi dan Tuhan ‘Arsy yang mulia.(Bukhari Muslim).

Tergesa-gesa dalam berdoa:

عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي y قَالَ :{يستجاب لأحدكم ما لم يعجل يقول دَعَوْتُ فلم يُسْتَجَبْ لِي

dDari Abu Hurairah ra Rasulullah bersabda : “Senantiasa diterima doa salah seorang dari kamu selama tidak terburu-buru, sehingga berkata, “Saya telah berdoa, tetapi tidak diterima[47] (((Musnad ahmad(4:13007), bukhori (6340), muslim (2735)

Do’a Ketika pagi dan petang

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال :{ كان رسول الله y يأمرنا إذا أخذ أحدنا مضجعه أن يقول : اللهم ربَّ السموات ورب الأرضين ربنا ورب كل شيء فَاِلقِ الحبِّ والنوى ومُنْزِلَ التوراةِ والإنجيلِ والقرآن أعوذ بك من شر كل ذي شر أنت آخذ بناصيته، أنت الأول فليس قبلك شيء. وأنت الآخر فليس بعدك شيء. والظاهر فليس فوقك شيء والباطن فليس دونك شيء اقض عني الدين وأغنني من الفقر}[48]

Dari Abu Hurairah berkata : bahwa Rasulullah saw memerintahkan kepada kami, ketika salah seorang dari kami hendak tidur, kemudian mengucapkan :

(ALLAHUMMA RABBAS SAMAWAATI WA RABBAL ARDLI WARABBAL KULLI SYA-IN FAALIQAL HABBI WANNAWAA MUNZILAT TAURAATI WAL INJIILI WAL QUR’AN A’UZUBIKA MIN SYARRI KULLI SYA-IN DZI SYARRIN ANTA AAKHIZUN BINASIYATI, ANTAL AWWALU FALAISA KOBLAKA SYA-UN. WA ANTA AKHIRU FALAISA BA’DAKA SYAI-UN. ANTA DHDAAHIRU FALAISA FAUQAKA SYAI-UN WA ANTA BAATHINU FALAISA DUUNAKA SYAI-UN IQDLI ‘ANNID DAINA WA AGHNINII MINAL FAQRI (Ya Allah, Tuhan langit dan bumi. Tuhan kami dan Tuhan segala sesuatu, yang menumbuhkan butir – butir tumbuhan dan biji buah-bauahan, yang menurunkan Taurat, Injil dan Al-Qur’an aku berlindung kepada-Mu dari segala keburukan yang memeliki keburukan dengan menjadikan dengan nasehatnya. Engkaulah yang dhahir sehingga tidak ada sesuatu pun diatas-Mu, Engakaulah yang batin sehingga tidak ada sesuatu pun dibawah-Mu. Bayarkanlah hutang saya dan kayakanlah saya dari kemiskinan.)

عن أبان بن عثمان قال : سمعت عثمان بن عفان يقول قال رسول الله y : ما من عبد يقول في صباح كل يوم ومساء كل ليلة بسم الله الذي لا يضره مع اسمه شيء في الأرض ولا في السماء وهو السميع العليم ثلاثَ مرات فَيضُرُّه شيء}

Dari Abaan bin ustman berkata : saya mendengar Ustman bin affan ra berkata : bersabda Rasulullah saw :

tidaklah dari seorang hamba berdoa setiap pagi dan petang dari malam mengucapkan : BISMILLAAHI LAA YADLURRU MA’ASMIHI SYA-UN FIL ARDLI WALAA FIS SAMAA-I WAHUWAS SAMII’UL ALIIMU. (dengan nama Allah, yang bersama nama-Nya tidak ada sesuatu apapun yang membahayakan di bumi dan dilangit dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.[49] (abu daud didalam bab adab (5087), an-nasai dibab amal sehari semalam(15) ibnu majah bab doa (3869), hakim bab doa, takbir dan tahlil (1895), zahbi menguatkannya dalam talkhis.

عن عبد الرحمن بن يزيد عن عبد الله قال : {كان النبي y إذا أمسى قال : أمسينا وأمسى الملك لله والحمد لله لا إله إلا الله وحدلا شريك له}، أُرًاه قال فيها : {له الملك وله الحمد وهو على كل شيء قدير، اسألك خير ما في هذه الليلة وخير مابعدها وأعوذ بك من شر هذه الليلة وشر مابعدها، وأعوذ بك من الكسل وسوء الكبر، وأعوذ بك من عذاب النار وعذاب القبر، وإذا أصبح قال ذلك أيضا، أصبحنا الملك لله والحمد لله.

Apabila petang……………………………………………………………[50] musnad ahmad (2/4192), muslim(2723) ,abu daud bab adab (5071), an-nasai (23).

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال { كان رسول الله :yيعلم أصحابه : يقول : إذا أصبح أحدكم فليقل اللهم بك أصبحنا وبك نحي وبك نموت وإليك المصير. وإذا أمسى فليقل : اللهم بك أمسينا وبك أصبحنا وبك نحي وبك نموت وإليك النشور}[51]

Bahwa Rasulullah……………………abu daud bab adab (5068) 5

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال {قاَلَ أَبُوْ بكَرْ ٍ: ياَرَسُوْلَ اللهِ مُرْنِي بِشَيءٍ أَقُوْلُهُ إِذَا أَصْبَحْتَ وَإِذَا أَمْسَيْتَ. قاَلَ : قُلْ : اللهُم َّعَالمِ َالْغَيْبَ وَالشَّهَادَةِ، فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، رَبََّّ كُلِّ شَيٍء وَمَلِيْكَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِ نَفْسِي وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَان ِوَشَرَكِهِ. قاَلَ قُلْهُ إِذَا أَصْبَحْتَ وَإِذَا أَمْسَيْتَ وَإِذَا أَخَذْتَ مَضْجَعَكَ

Dari Abu Hurairah ra, ia berkata : Sesungguhnya Abu Bakar ra, berkata “Wahai Rasulullah, perintahkan aku dengan sesuatu yang aku membacanya pada waktu pagi dan petang ! Beliau saw bersabda : “Katakanlah “ALLAHUMMA ‘AALIMAL GHAIBI WASY SYAHAADATI, FAATHITAS SAMAAWAATI WAL ARDLI RABBA KULLI SYAI-IN WAMALIIKAHU ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLAA ANTA A’UUDZU BIKA MIN SYARRI WA SYARRISY SYAITHAANI WASYARIKIHI(Ya Allah yang mengetahui alam ghaib dan alam nyata, pencipta langit dan bumi, Tuhan dan Raja segala sesuatu. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan diriku, keburukan setan dan sekutunya. Beliau saw bersabda :”Ucapkanlah itu ketiaka engkau berada diwaktu pagi dan petang dan ketika engkau hendak tidur. [52] (Bukhari bab dahwah no.6306)

عن شداد بن أوس {أن عن النبي y قَالَ له : أَلا َ أَدُلَّكَ عَلَىَ سَيِّدِ اْلإِسْتِغْفَارِ ؟ اللّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِي أَناَ عَبْدُكَ وَأَناَ عَلىَ عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أََعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ وَأَبْوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَليَّ وَأعتَرِفُ بِذُنوُبِْي فَاغْفِرْلِي ذُنوُبِي إِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنوُبَ إِلاَّ أَنْتَ. لاَ يَقُوْلهَاَ أَحَدُكُمْ حِيْنَ ُيْمسِيَ فَيَأْتِي عَلَيْهِ قَدَرٌ قَبْلَ يُصْبِحَ إِلاَّ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ لاَ يَقُوْلُهَا أَحَدُكُمْ حِيْنَ يُصْبِحَ فَيَأْتيِ عَلَيْهِ قَدَرٌ قَبْلَ أَنْ يُمْسِيَ إِلاَّ وَجَبَتْ لَهُ اْلجَنَّةُ}

Dari Saddad bin Aus dari Nabi saw berkata padanya

:…………………………………………………………………………………………………………[53]

Anjuran memulai shalat dengan memuji Allah dan shalawat kepada Nabi saw

سمع فضالة بن عبيد يقول : سمع النبي y رجلا يدعو في صلاته فلم يصل على النبي y فقال النبي y {عجل هذا} ثم دعاه، فقال له أو لغيره : إذا صلى أحدكم فليبدأ بتحميد الله والثناء عليه، ثم ليصل على النبي y ثم لِيدع ُ بعدُ ماشاء

Fadalah bin Ubai’d berkata : bahwa Nabi mendengar seseorang berdoa ketika akan sholat ………….[54]

Doa ketika akan tidur

عن حذيفة أن الني y : كاَنَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ، قاَلَ (الَلهُّم َّبِاسْمِكَ أَحْيَا، وَبِاسْمِكَ أَمُوْت ، وَإِذَا أَصْبَحَ، قَالَ : ( اَلحَْمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا، وَإِلَيْهِ النُّشُوْر)أخرجه أبو عبد الله محمد بن إسماعيل الجعفي، البخاري في الجامع الصحيح.[55]

عن عن حذيفة بن اليمان {أن الني y كان إذا أراد أن ينام وضع يده تحت رأسه ثم قال : اللهم قني عذابك يوم تجمع أو تبعث عبادك}

SDari Huzaifah bin yaman bahwa Nabi saw apabila ingin tidur ……………………..[56]

Berkata Musa Al-As’ari Nabi Berdoa mengangkat tangannya dan saya melihat putih ketiaknya.

Do’a tidak menghadap kiblat

عن أنس رضي الله عنه قال بينا الني y يخطب يوم الجمعة فقام رجل فقال : يارسول الله ادع الله أن يسقينا فتغيمت السماء ومطرنا حتى ماكاد الرجل يصل الى منزله فلم تزل تمطر الى الجمعة المقبلة فقام ذلك الرجل أو غيره فقال ادع الله أن يصرفه عنا فقد غرقنا فقال : اللهم حوالينا ولا علينا فجعل السحاب يتقطع حول المدينة ولا يمطر أهل المدينة. {البخاري}[57]

Do’a menghadap kiblat

عن عبد الله بن زيد قال : خرج الني y الى هذا المصلى يستسقى فدعا واستسقى ثم استقبل القبلة وقلب رداءه.{البخاري}[58]

Waktu yang Dianjurkan untuk berdoa

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال رسول الله :y : ينَْزِلُ رَبُّنَا كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى سَمَاءِ الدُّنيْاَ حِيْنَ يَبْقَى ثُلًُثُ اللَّيْلِ اْلآخِرِ فَقَالَ : مَنْ يَدْعُوْنيِ فَاسْتَجِبْ لَهُ ؟ مَنْ يَسْألَنُِي فَاُعْطِيْهِ ؟ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَاغْفِرْلَهُ}

Dari Abu Hurairah ra ia berkata : Rasulullah saw bersabda :” Turunlah rahmat Tuhan kami ke langit dunia setiap malam ketika tersisa sepertiga malam yang terakhir, lalu berfirman : “Barangsiapa berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mengabulkannya. Barang siapa meminta kepada-Ku, maka Aku akan memberinya. Barangsiapa memohon ampun kepada-Ku, maka Aku akan memberinya. Barangsiapa memohon ampun kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya”.[59]

عن أبي أمامة رضي الله عنه قال : قيل يارسول الله أَيُّ الدُّعَاءِ َاسْمَعُ ؟ قَالَ : جَوْفَ الآخِرِ وَدُبُرَ الصَّلوَاَتِ اْلمَكْتُوْباَتِ.

Dari Abu Hurairah ra Ia berkata : Rasulullah saw ditanya : “Wahai Rasulullah, doa manakah yang lebih didengar ? Beliau bersabda : “Tengah malam terakhir, sesuai shalat wajib.[60]

عَنْ أَبِي هُرَيرَْةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ :y : أَقْرَبُ مَايَكُوْنُ اْلعَبْدُ مِنْ رَبَِهِ تَعَالى وَهُوَ سَاجِدٌ فَاْكثِرُوْا الدُّعَاءَ.

Dari Abu Hurairah ra, dia berkata : Rasulullah saw bersabda : “Paling dekatnya keberadaan seorang hamba terhadap Tuhannya adalah ketika dia sujud, maka perbanyaklah membaca doa. [61]

Mengangkat kedua tangan ketika berdoa

وَقَالَ أَبوُ ْ مُسى الأَشْعَرِيُّ، دَعَا النَّبِيُّ y، ثُمَّ رَفَعَ يَدَيْهِ، وَرَأَيْتُ بَيَاضَ إِبْطَيْهِ وَقَالَ ابْن ُعُمَرَ : رَفَعَ النَّبِيُّ y يَدَيهِْ وَقَالَ : {اللهُمَّ إِنِّي أَبْرَأُ إِلَيْك َمِمَّا صَنَعَ خَالِدٌ}

Dari Abu musa Al Asy,ari berkata : Rasulullah tengah berdoa, kemudian mengangkat tangannya dan saya melihat putihnya kedua ketiak beliau.dan berkata Ibnu umar berkata : Rasulullah mengangkat tangannya dan mengucapkan (Ya Allah, sesungguhnya aku menyerahkan diri kepada-Mu dari apa yang telah diperbuat Khalid.[62]

عن أنس قال :{إن النبي y رفع يديه حتى رأيت بياض إبطيه}

Dari Anas ra, dia berkata : “ Sesungguhnya Rasulullah saw mengangkat kedua tangannya hingga aku melihat bagian putih kedua ketiaknya.[63]

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَفَعَهُ قَالَ : إِنَّ اْلمَسْألَةَ َ أَنْ تَرْفَعَ يَدَيْكَ حَذْوَ مَنْكِبَيْكَ أَوْنَحْوِهُمَا وَاْلإِسْتِغْفَارُ أَنْ تُشِيْرَ بِأُصْبُعِكَ وَاحِدَةً وَاْلاِبْتِهَالُ أَنْ تُمِدَّ يَدَيْكَ جَمِيْعًا وَرَفَعَ يَدَيْهِ وَجَعَلَ ظُهُوْرَ هُمَا ِممَّا يَلىِ وَجْهَهُ.

Diriwayatkan secara marfu’ dari Ibnu abbas ra, berkata : “Sesungguhnya suatu permohonan, hendaknya kamu menganggat kedua tanganmu kearah kedua pundakmu atau sejajar keduanya, dan untuk istighfar hendaknya kamu memberi isyarat dengan sebuah jarimu, dan untuk berdo’a sepenuh hati hendaknya engakau mengulurkan semua tanganmu”. Dan dia menganggat kedua tangannya dan menjadikan sisi luar keduanya sebagai apa yang mendekati wajahnya”.[64]



[1]Abu ‘Isa Muhamad bin ‘Isa bin Surah al-Tirmizi, Sunan al-Tirmizi, (Beirut : Dar al-Fikr 1421 H/2001 M), Jilid 5, hal.244, No. Hadist : 3383, Hadist Shahih.

[2] Ibid, hal.243. No. Hadist : 3382. Beliau berkata : “Dari jalur ini, Hadist diatas kualitasnya Gharib.

[3] . Surat al-a’raf : 180

[4] . Surat al-Isra : 110

[5] . Surat al-maidah : 4

[6] .Hadist Sahih, Bukhari, Shohih Bukhari (Beirut : Dar Fikr, t.th), no. 6410. Juz. 12. Attabrizi No. 2287, hal. 18 bab. Nama-nama Allah.

[7]. Hadist Gharib, diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (hadist no. ) dan al-Baihaqi (hadist no.

[8] - Ar-Rahman (Disebutkan sebanyak 57 kali didalam Al-Qur’an)

- Ar-Rahim (Disebutkan sebanyak 95 kali didalam Al-Qur’an)

- Al-Malik (Disebutkan didalam surat Thaa, Al-Mu’min, Al-Hasr, Al-Jum’ah dan An-Nash

- Al-Qudus (Disebutkan didalam surat Al-Hasr dan Al-Jumah)

- As-Salam (Disebutkan didalam surat Al-Hasr)

- Al-Mu’min (Disebutkan didalam surat Al-Hasr saja)

- Al-Muhaimin (Disebutkan didalam surat Al-Hasr juga)

- Al-Aziz (Disebutkan dalam banyak surat-surat Al-Qur’an sebanyak 93 kali)

- Al-Jabbar (Disebutkan didalam surat Al-Hasr)

- Al-Mutakabbir (Disebutkan didalam surat Al-Hasr juga)

- Al-Khaliq (Disebutkan didalam surat Al-An’am, Ar-Ra’du, Al-Hajr, Fatir, Sha, Az-Zumar, Ghafir dan Al-Hasr

- Al-Baariu (Disebutkan didalam surat Al-Baqoroh dan Al-Hasr)

- Al-Musawwir (Disebutkan didalam surat Al-Hasr, ada juga didalam surat lain dalam bentuk/shigah fi’il yang dinisbatkan kepada Allah swt)

- Al-Ghaffar (Disebutkan didalam surat Tha, Sha, Az-Zumar, Ghafir, dan surat Nuh tanpa ta’rif)

- Al-Qahhaar (Disebutkan didalam suratYusuf, Ar-Ra’du, Ibrahim, Sha, Az-Zumar, Ghafir

- Al-Wahhaab (Disebutkan didalam surat Ali-Imran dan Sha

- Ar-Razzaaq (Disebutkan didalam surat Az-Zhariat dan dalam surat lain berbentuk/shigah fi’il)

- Al-Fattaah (Disebutkan didalam surat Saba

- Al-Aliim (Disebutkan banyak dalam surat-surat Al-Qur’an sebanyak 157 kali)

- Al-Qaabidl (Disebutkan didalam surat Al-Baqoroh dan Al-Furqon)

- Al-Basith (Disebutkan didalam surat Al-Baqoroh, Ar-Ra’du, Al-Isra’, Al-Qosos, Al-Ankabut, Ar-Rum, Saba’, Az-Zumar dan Asy-Syura)

- Al-Khafidl (terdapat dalam shighat yang berbeda-beda disebagian surat Al-Qur’an)

- Ar-Raafi’ (Disebutkan didalam surat Al-Insirah dan Ar-Rahman dengan shighat fi’il)

- Al-Mu’iz (Disebutkan didalam surat Ali-Imran, An-Nisa, Yunus, Fatir, Sha, Al-Munafiqun)

- Al-Mudzill (Disebutkan didalam surat Ali-Imran ayat 26)

- As-Samii (Disebutkan banyak dalam surat-surat Al-Qur’an sebanyak 46 kali)

- Al-Bashiir (Disebutkan banyak dalam surat-surat Al-Qur’an sebanyak 44 kali)

- Al-Hakam (Disebutkan didalam surat Al-An’am ayat 114, terdapat dalam surat lain dengan shighat fi’il yang dinisbatkan kepada Allah swt)

- Al-‘Ad-lu (Disebutkan didalam shighat yang berbeda-beda)

- Al-Latiif (Disebutkan didalam surat Al-An’am, yusuf, Al-Hajj, Lukman, Asy-Syura, Al-Mulk, Al-Ahzab

- Al-Khabiir (Disebutkan banyak dalam surat-surat Al-Qur’an sebanyak 45 kali)

- Al-Haliim (Disebutkan banyak dalam surat-surat Al-Qur’an sebanyak 15 kali)

- Al-‘Adhiim (Disebutkan banyak dalam surat-surat Al-Qur’an sebanyak 15 kali)

- Al-Ghafuur (Disebutkan banyak dalam surat-surat Al-Qur’an sebanyak 91 kali)

- As-Syakhuur (Disebutkan didalam surat Fatir dan Asy-Syura)

- Al-‘Ali (Disebutkan didalam surat al-Baqoroh, Al-Hajj, Lukman, Saba’, Ghafir, Asy-Syura, Az-Zhuqruf dan An-Nisa)

- Al-Kabiir (Disebutkan didalam surat Ar-Ra’du, Al-Hajj, Lukman, Saba’, Ghafir dan An-Nisa

- Al-Hafiidh (Disebutkan didalam surat Hud, Yusuf, Saba', As-Syura')

- Al-Muqiit (Disebutkan didalam surat An-Nisa)

- Al-Hasiib (Disebutkan didalam surat An-Nisa dan Al-Ahzab dengan wazan faa'io (Haasib)

- Al-Jaliil (Disebutkan didalam surat Ar-Rahman dengan bentuk dzul jalali wal ikram)

- Al-Karim (Disebutkan didalam surat Al-Mu'minun, An-Naml, Ad-Dukhan, Al-Infithar)

- Ar-Raqiib ((Disebutkan didalam surat An-Nisa, Al-Ahzab, Al-Maidah)

- Al-Mujiib (Disebutkan didalam surat Hud)

- Al-Waasi (Disebutkan didalam surat Al-Baqarah, Al-Imran, Al-Maidah, An-Nur, An-Nisa)

- Al-Hakiim (Disebutkan banyak dalam surat-surat Al-Qur’an sebanyak 94 kali)

- Al-Waduut (Disebutkan didalam surat Hud dan Al-Buruj)

- Al-Majiid (Disebutkan didalam surat Hud dan Al-Buruj)

- Al-Baa’its (Disebut dalam bentuk fi'il yang disandarkan kepada Allah ta'ala didalam Al-Qur'an)

- Asy-Syahiid (Disebutkan sebanyak 20 tempat dalam Al-Qur'an)

- Al-Haq (Disebutkan banyak dalam surat-surat Al-Qur’an sebanyak 127 kali)

- Al-Wakil (Disebutkan sebanyak 14 tempat dalam Al-Qur'an)

- Al-Qawiyu (Disebutkan didalam surat Al-Anfal, Hud, Al-Haj, Ghafir, As-Syura, Al-Hadid, Al-Mujadalah, Al-Ahzab)

- Al-Matiin (Disebutkan didalam surat Az-Zhariat)

- Al-Waliy (Disebutkan sebanyak 20 tempat dalam Al-Qur'an)

- Al-Hamiid

- Al-Muhshiy

- Al-Mubdiu

- Al-Mu’iid

- Al-Muhyi

- Al-Mumiit

- Al-Hayyu

- Al-Qayyum

- Al-Wajiid

- Al-Maajid

- Al-Waahid

- Al-Ahad

- Ash-Shamad

- Al-Qaadir

- Al-Muqtadir

- Al-Muqaddim

- Al-Muakhkhir

- Al-Awwal

- Al-Aakhir

- Adh-Dhaahir

- Al-Baathin

- Al-Waalii

- Al-Muta’aalii

- Al-Barru

- At-Tawwaab

- Al-Muntaqim

- Al-‘Afuwwu

- Ar-Rauuf

- Maalikul-Mulk

- Dzul-l-Jalaali wa-l-ikraam

- Al-Muqsith

- Al-Jaami’

- Al-Ghaniy

- Al-Mughnii

- Al-Maani’

- Adl-Dlaarr

- An-Naafi’

- An-Nuur

- Al-Haadi

- Al-Badi’u

- Al-Waarits

- Al-Baaqii

- Ar-Rasyiid

- Ash-Shabuur

[9] Hadist sohih, diriwayatkan oleh Muslim (hadist no. 4/2062/504) dari amiah ibn bastom al-aisy. Hadist ini juga diriwayatkan oleh al- Baihaqi dalam al-Syu’ab (hadist no. 504, hal. 389)

[10] . Hadist sohih, diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (hadist no. 3389 hal. 346) hadist ini juga diriwayatkan juga oleh (Muslim hadist no. 2700) bab (keutamaan berkumpul dalam membaca Al-Qur’an dan berdziikir, Ibnu Majjah (hadist no. 3791) bab(35) keutamaan berdzikir.

[11] . shohi, Bukhari no. 6308, hal. 507, bab keutamaan dzikir kepada Allah.

[12] .

[13] . Bukhari dan muslim dan at-Tirmidzi

[14] . bukhari

[15] . Bukhari

[16] . Hadist .....................................diriwayatkan oleh at-Thabari dalam Kabir (hadist no.166)

[18] Hadist sohih diriwayatkan oleh al-Bukhari (hadist no. 6407)

[19] . Hadist sohih, diriwayatkan oleh Abu Daud, (no. 4855) albani

[20] . Hadist sohi diriwayatkan oleh Abu daud (no.4852) dengan masdar sendiri

[21] Hadist sohih yang diriwayatkan oleh Ahmad dalam musnad (hadist no.463/2) dia berkata para perawinya sohih.

[22] . hadist sohih, yang diriwayatkan oleh Abu daud/ at-Tirmidzi dan an-Nasa’i , no. 4857 hal. 193. beliau berkata : hadist ini hasan sohih ghari dari jalan ini, tidak diketahui hadist ini kecuali dari Suhail

[23] . 4857 hal. 193 Akhoro ialah : akhir duduknya atau akhir umurnya.

[24] Hadist Dha’if Diriwayatkan oleh al-Bazzar (hadist no. 3123/3698) berkata haitsami bahwa tidak diketahui diketahui kecuali dari jalan ini, lemahnya hadis, diriwayatkan muslim dan yang lainnya

[28] Hadist hasan sohih, tirmizi no. 3479 hal. 287

[29] . hadist hasan sohih gharib. Tirmizi hal.287 no. 3478

[31] . Hasan Shohih, Bukhari no.(6306), di dakwah bab. 65 keutamaan tasbih, Muslim no.(2694) bab keutamaan tahlil dan tasbih. Tirmidzi (3477). Ibnu Majjah pada Adab no.(3806) bab (52) Keutamaan tasbih). An-Nasai no.(836) amalan sehari semalam bab apa yang berat ditimbangan.

[32] . Hadist hasan Shohih, at-Tirmidzi no. (3474), hal.286. diriwayatkan pula oleh Mislim no. (2698) dzikir dan doa bab keutamaan tahlil, tasbih dan doa. An-Nasai no. (152) amalan sehari semalam.

[33] . hadist hasan sohih, Tirmizi hal 287 no. 3477

[35] . Hadist Gharib, menurut at-Tirmidzi. Kita tidak mengetahuinya kecuali dari hadist ibn Lahii’ah. Ia adalah no. 3382. hal 243.

[36]Abu ‘Isa Muhamad bin ‘Isa bin Surah al-Tirmizi, Sunan al-Tirmizi, (Beirut : Dar al-Fikr 1421 H/2001 M), Jilid 5, hal.244, No. Hadist : 3383, Hadist Shahih. Hadist hasan shohih, dari nu’man bin basiirin meriwayatkan dari zarrin kami mengetahui darinya ia adalah (zarrin ibn Abdullah al-hamdani orang yang tsiqoh bapak dari umar bin zarrin, menurut Tirmidzi).

[37]. Bukhari Muslim

[42] . Abi Isya Muhammad bin isya at-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi, tahqiq sidqi Muhammad jamil athar, (Beirut : Dar al-Fikr t.th), No. 3381, hal 243, juz. 5 kitab da’wah. Tirmizi berkata hadist ini hasan gharib. Kami tidak mengetahui marfu’ kecuali dari hadist ‘Imran qattan. Ia adalah anaka daud dan dengan laqob Abu awwam.

[44] . Hadist Hasan Gharib, tirmizi no. 3392 hal. 248

[47] . Hadist hasan sohih , titmidzi no. 3398 hal. 250

[49] . Hadist Hasan gharib, no. 3399 hal 251. tirmidzi

[50] Ibid. at-Tirmizi, Hadist hasan sahih, no. 3401 hal 251, diriwayatkan pula oleh Ahmad di Musnad (2 / 4192, Muslim (2723) bab Dzikir dan doa, Abu Daud (5071) bab adab, An-nasai (23) amalan sehari semalam.

[51] .Ibid Hadist Hasan, tirmizi, (3402), hal.252, diriwayatkan juga oleh Abu Daud pada adab (5068) bab apa yang dikatakan apabila pagi.

[52] . hadist hasan Shohih,Bukhari no. (6306) hal…..bab Dahwah, Tirmidzi no. (3403), Abu Daud, pada Adab (5067) bab apa yang dikatakan apabila pagi, An-Nasai, (572) amalan sehari semalam.

[53] . Hadist Hasan Gharib, menurut tirmizi, no. (3404), Diriwayakan pula oleh Bukhari (6306) dahwah, bab keutamaan Istigfar, dari riwayat Buraidah berkata Ka’ab bin Adawi telah meriwayatkan kepadaku berkata saddad bin Aus telah meriyawatkan kepadaku dari Rasulullah saw berkata : (raja istighfar berkata : Allahumma anta rabii, khalaktani wa ana abduka, wa ana ala ahdika wa wa’dika masthato’tu, wa ‘auzu bika min syarri maa sana’tu, wa abuu laka bini’mati alaiya, wa abuu laka bizambi, fhagfirli, fainnahu laa yaghfiru zunuuba illa anta) wa man qaalaha minan nahari muu’qinan biha fa mata min yaumihi qabla ai yumsiya fa huwa min ahli jannah, wa man qaalaha minal laili muu’qinan biha famata qabla ai yusbih fa huwa min ahli jannah. Ma’na perkataan (Abuu) : membaca / mengaku.

[54] . Hasan Shohih, At-Tirmidzi no. (3488), hal. 291), hadist ini juga diriwayatkan oleh Abu daud pada sholat no.(1481) bab doa. An-Nasai pada Sahwi no.(1283) bab Tahmid dan shalawat atas Nabi saw ketika shalat.

[55] . Abu Abdullah muhammad bin Ismail al-ja’fi, Bukhari , shohih Bukhai, ((Beirut : Dar al-Fikr 1421 H/2001 M), Jilid ……, hal………, No. Hadist : 6312, 6314, 6324, 6325. Abu daud (5049) bab Adab dan sunahnya, Ibnu majah (3880), Ahmad di musnad (23417), semuanya dari hadist huzaifah bin yaman ra. Sebagaimana yang diriwayatkan muslim pada shohihnya (2711) bab dzikir, doa, akan tetapi dari bara bin a’zib.

[56] . Hadist Shahih, at – Tirmdzi, No. 3409, hal. 255, diwayatkan juga oleh Abu Daud (3877), Bab doa ketika berbaring di tempat tidur.

[59] . Hadist Muslim

[60] . HR At-Tirmidzi

[61] . HR. muslim, Abu daud dan An-Nasa’i

[62] . HR. Bukhari sebagai hadist ta’liq. No. 6340, hal. 428. Yang dimaksudkan adalah Khalid bin Al Walid dan tindakannya melakukan pembunuhan dalam perang Bani Judzaimah, dimana Rasulullah saw menganggap hal itu sebagai kesalahan dan tidak mau tahu dari perbuatan itu. Sementara yang dimaksud dengan ta’liq Imam Bukhari adalah sebagai hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari tanpa suatu sanad atau dengan sanad terputus. Dan para ulama telah sepakat bahwa hadis-hadist ini merupakan hadist yang digantungkan.

[63] . Bukhari, . No. 6341, hal. 428

[64] . Marfu’ Abu Daud dengan sanad yang baik)

0 komentar: